Kamis, 08 Januari 2009

Tengkurap


Genap 5 bulan Nawlaku menghirup udara di bumi. 5 bulan, sebuah angka yang cukup bagi seorang bayi untuk dilimpahi pertanyaan “sudah bisa apa” dari banyak orang. Nah, begitu juga Nawla… “Nawla, sudah bisa apa…?” Nawla dengan ketenangan luar biasa tidak mengacuhkan pertanyaan seperti itu, mungkin Nawla tahu, bukan saatnya ia bicara hari ini, ada Ibu sang juru bicara handal yang sudah pasti punya jawaban itu. Dan Ibunya, malah bingung.

Nawla sudah bisa apa…? Kebanyakan jawaban, rata-rata mengharapkan jawaban atas perkembangan motorik kasar seorang bayi (kira-kira begitulah). Ya, paling tidak, di usia 5 bulan ini Nawla (seharusnya) sudah bisa berguling-guling di kasur dan meraba-raba untuk merangkak. Tapi kenyataannya, tidak. Percayalah saudara-saudara, Nawla bahkan belum bisa tengkurap hingga hari ini.

Sebagai penganut text book bayi yang sedikit fanatik, jelas hal itu agak membuat saya bingung. Okey…sedikit panik. Seharusnya sejak 3 bulan Nawla bisa tengkurap, namun saat itu saya tenang-tenang saja. Masuk 4 bulan, yaa.. masih ada waktulah. Dan masuk 5 bulan, belum juga tengkurap. Duh, piye iki..?? saya hampir membawa Nawla ke dokter anak untuk konsultasi masalah tumbuh kembang ini, tapi ada seorang kawan meng-sms saya untuk “tenang aja..”, karena bayinyapun baru lancar tengkurap umur 7 bulan dan didahului oleh kemampuan duduk. Katanya sih, karena bayinya kegendutan, jadi agak berat buat bolak-balik badan. Dan Nawla, memang agak “gendut” siy…

Okey… saya mencoba kembali pada prinsip yang dulu saya pegang, bahwa tumbuh kembang anak bukan kompetisi dan tidak perlu tepat waktu (‘waktu’ disinipun di dasarkan pada pertumbuhan sebagian besar anak di dunia. Toh, sebenarnya setiap anak pasti tepat waktu kok, tepat pada waktunya masing-masing, bukan begitu?). Setiap anak adalah unik dan mereka membawa caranya sendiri untuk beradaptasi di bumi ini.

Prinsip yang sempat goyah lantaran Nawla tak kunjung tengkurap itu akhirnya coba saya renungkan lagi, sambil memandang Nawla yang tengah nyenyak. Kebersamaan yang setiap hari tanpa jeda bersama Nawla, membuat saya tidak sempat menangkap perubahan-perubahan signifikan dari dirinya. Namun bila saya memperhatikannya saat ini, ooh… dia sudah tambah panjang, celananya yang dulu dilipat sekarang sudah pas banget… ooh.. dia sudah tambah gondrong, gak ada lagi botak-botaknya.. dan, ooh… Nawla sudah tambah besar, makin berat, makin cepat pinggang ini pegel saat menggendongnya. Aah.. ternyata sejauh ini Nawlaku tumbuh dengan baik, Alhamdulillah…

Dan satu hal lagi, Nawla ternyata sudah bisa mengenali saya sebagai ibunya. Dia sering nangis bila tidak berada dekat dengan saya. Saya agak khawatir itu pertanda manja, namun nawla masih terlampau kecil untuk mencari banyak hal yang membuat nyaman baginya. Sementara ini, dia baru mengenali Ibu sebagai sebuah kenyamanan. Semoga rasa itu tidak berubah ya nak, hingga kapanpun. Walau semakin banyak kenyamanan lain yang bisa kau temukan. Yang penting jangan jadi anak manja yah…

Dan bila hadir pertanyaan itu lagi, “Nawla sudah bisa apa..?”,

Sang juru bicara akan menjawab, Nawla belum bisa tengkurap, doakan yah… tapi Nawla suka duduk bersama Ibunya, membaca buku-buku, terkadang koran pagi. Nawla suka melihat gambar di koran, dan mendengar ibunya membacakan berita. Bila ada berita buruk, seperti soal Palestina, Nawla dengan tenang mau dibuka telapak tangannya untuk doa bersama ibunya. Juga kalo Papanya pergi ngantor dan saat Nawla bangun tidur, Nawla suka sekali berdoa.

Nawla juga sudah bisa tertawa nyaring, meski hanya untuk kalangan terbatas (Ibu dan Teh eneng). Suaranya lucu sekali kalo tertawa ngakak. Seluruh wajahnya betul-betul terlihat bahagia, mata berbinar, bibir tersenyum lebar dan pipinya makin menggemaskan. Tawa paling murni, paling tulus, yang pernah saya dengar. Itu karena bila Nawla tertawa, hati dan segenap jiwanya memang sedang benar-benar bahagia. Manusia dewasa seperti kita,agaknya cukup sulit menemukan rasa bahagia seperti itu.

Dan yang pasti, kemampuan Nawla paling hebat adalah, membuat siapapun yang melihatnya, gemes. “Aih… ndut amat…”, “Duh… montoknya!”, “Itu pipi apa bakpao sih…?”, yang jelas, semua komentar itu pasti diucapkan dengan senyum. Nawla paling jago bikin banyak orang senyum J. Dan kemampuan itu, untuk saya, adalah kemampuan yang luar biasa.

Soal tengkurap? Latihan terus! Stimulasi bahasa kerennya.. gapapa… Nawla juga makin ramping kok, lama-lama bisa ya nak…

Terima kasih, Nawlaku… untuk 5 bulan yang luar biasa. Dan kita akan bersama melewatkan bulan-bulan dan tahun-tahun kedepan yang lebih luar biasa… Bismillah.

1 komentar:

supermasi mengatakan...

keep trying mom.. :)dibantu tengkurep aj nawlanya.. kalo protes, ditelentangkan lagi.. atau dilatih melangkah, siapa tau seneng and terstimulus untuk lebih aktif ;)

-bundanya danis (3 bln)-