Senin, 20 Oktober 2008

N A W L A

Yang artinya "hadiah". Sebuah hadiah yang sangat istimewa. Tak terkatakan bagaimana rasanya saat hadiah ini hadir. Semakin menciut diri ini, merasakan betapa maha besarnya Allah Azza Wa Jalla.. Subhanallah...



Gadis kecil, mungil, dengan senyumnya yang indah luar biasa, adalah kebanggaan hati yang tak terkira. Ternyata cinta murni, tulus, itu nyata adanya di dunia. Cinta antar Ibu dan anak.

Subhanallah, kami baru kenal 10 minggu, tapi telah saling mencintai. Cinta yang bahka bisa membuat saya meneteskan air mata meski hanya memandangi Nawla saat ia tidur nyenyak. Saya raih jemarinya yang mungil, kukunya yang kecil, genggamannya yang hangat... Allah, indah sekali penciptaanMu ini. Indah sekali... Hati saya terasa lumer, luluh, saat ia tersenyum jenaka, Masya Allah... inilah kado terindah itu, yang akan mengirimi saya cinta sepanjang hayatnya..



Nawlaku sayang, barakalloh... bersemangat terus ya nak... kelak, suatu hari nanti, pergilah, melangkahlah yang jauh, bila perlu arungi bumi Allah, hadapi jamanmu, jalani takdirmu. Hari ini, dan seterusnya ibu akan selalu berada di tempat terdekat di hatimu. Doa ibu akan mengaliri nadimu. Insya Allah sepanjang nafas ibu. Jangan takut anakku, saat kau merasa lelah dalam kehidupan ini, kemarilah, ibu akan selalu menyediakan pelukan terangat sebagai penghela nafasmu. Memberimu amunisi lagi untuk kembali menjalani hidup dengan tegar.



Tumbuhlah besar Nashita, kau anak jamanmu... Ibu tidak tahu seperti apa jamanmu kelak, tapi ibu akan berbagi segala yang ibu tahu dari jaman ibu, semoga dapat menjadi pelajaran berharga bagimu untuk menghadapi jamanmu...



Allah... cintaMu lebih besar dari cintaku, tegakkan badannya, langkahkan kakinya, gerakkan tangannya pada takdir kebaikan.. jadikan ia manusia yang mencintaiMu lebih dari apapun. Sungguh Allah... jangan putuskan cintaMu padanya...

-Pipit, sang Ibu-

Duet maut

siapa yang gak senyum melihat foto ini? ngaku deh, semua pasti setuju betapa menggemaskannya kami berdua, talitha dan nawla, si duet maut yang bisa bikin siapapun gemas dan jatuh cinta! hahaha!!


ini Talitha, sepupuku, putri pertama dari bunda Riska dan ayah Dimas. beda usia kami 6 bulan. Kalo besar nanti, pasti kami sebaya, jadi gadis-gadis yang menakjubkan, hehe, amin! pengen kenal talitha lebih dekat, buka aja blognya http://www.my-lit-angel.blogspot.com/. Kami memang bayi-bayi milenium! biar bayi, ngeblog juga dong bo!hehehe...

senyum



sepertinya aku mulai mengerti rasanya senang. rasa itu membuat aku tersenyum. sekarang aku sudah bisa melihat dunia dengan cukup jelas, tmasuk wajah ibuku. aku sedang suka ngbrol sama ibu. ibuku lucu, selalu senyum dan tertawa. dengan senang hati aku juga ikut tertawa. setiap kali aku terkekeh-kekeh, ibuku menatap dengan takjub dan bahagia, waah... senangnya bisa buat ibu bahagia!





Ibu selalu meminta aku bercerita apa saja tentang hal-hal yang aku lihat. biasanya habis ngajak jalan-jalan ibu selalu tanya, "gimana jalan-jalan tadi? nawla senang? nawla belajar apa aja? ayo cerita..." Lalu aku akan ngoceh... dengan bahasa bayi tentunya, aku tau ibu tidak mengerti, tapi ibu senang sekali mendengar ocehanku, hehe...

Tak sabar pengen cepat besar ingin ngobrol dengan banyak orang. kata ibuku, di keluarga ku banyak orang2 hebat, pasti akan banyak cerita luar biasa bersama mereka! alhamdulillah, masa bayiku menyenangkan. terima kasih ya Allah telah menurunkan aku di keluarga yang luar biasa ini.

Laskar Pelangi


1 syawal, Lebaraaan...!!
Maaf lahir batin..., maafkan juga karena telat meng-up date blog ;p Hehe...

Akhirnya tiba saatnya aku ke Bogor, tempat yang kata ibuku akan menjadi rumahku. Sedih sekali meninggalkan nenek, mbah, om, semuanya di karawang. Nenek nangis sampai mengantar aku naik mobil.. benar-benar sedih... Ibuku juga sedih, tapi Ibu bilang perpisahan itu hal yang biasa dalam hidup, suatu saat jika Allah mengijinkan, pasti akan ada pertemuan lagi. Rasanya seram juga memikirkan kehidupan di depan sana jika harus mengalami kesedihan seperti ini berulang kali. Ya Allah, jadikanlah aku manusia yang kuat, agar bisa menghadapi dunia dan segala hal di dalamnya dengan tegar.

Tiba di Bogor!
Langsung diajak ke mall sama ibu dan papa, katanya eyang akan ngajak nonton bioskop bareng anak-anak dari sekolahnya dompet dhuafa. Ibu kelihatannya agak bimbang... hihihi. Aku tau ibu suka sekali film, pasti ibu ingin nonton. Apalagi ini film yang di angkat dari novel yang sempat membuat ibu mengharu biru.

Yes! Akhirnya ibu masuk juga, dengan aku di pangkuannya. Waaah... sepertinya cuma aku sendiri yang bayi disana, walaupun banyak sekali anak-anak yang nonton. Oya, pada hari lebaran itu, aku genap berusia 2 bulan kurang seminggu.Aku masih belum mengerti sih sebetulnya, jadi aku cuma memejamkan mata selama di bioskop, dan ibu masih setia memeluk aku di pangkuannya, mengahangatkan aku dari dinginnya suhu di bioskop, bbrrrr....

Aku bisa mendengar suara yang mengelegar, sepertinya dari layar besar bergambar yang ada di depan. Aku mendengar orang-orang yang berbincang, tertawa, berteriak, menyanyi juga menangis. Aku tidak paham apa yang terjadi. Yang paling jelas aku dengar adalah degup jantung ibuku, dan yang paling bisa kurasakan adalah getaran halus dari tubuh ibuku. Dari semua itu aku memahami satu hal, ibuku sedang bahagia. Dan ada suatu saat dimana, darah ibuku berdesir kencang, jantungnya berdegup keras, tubuhnya menghangat, ibuku sedang bersemangat. Apa gerangan yang ditontonya, seperti apa filmnya? Aku jadi penasaran, hingga perlahan aku mendengar sebuah lagu yang cukup enak (yang kemudian selalu dinyanyikan ulang oleh ibuku berhari-hari kedepan) “Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia...“ kalau tidak salah begitulah bunyi awal lagunya... Sepertinya film ini cukup luar biasa, karena setelah keluar bioskop, ibuku berbisik pelan padaku... “Kau harus kenalan dengan ikal, mahar, lintang dan kawan-kawannya untuk belajar bermimpi dan berlari sekuat tenaga untuk meraihnya...“

Siapakah mereka, ibu?

Lalu aku dengar ibuku berdendang, “cepatlah besar, matahariku...“

Minggu, 07 September 2008

Tidur aaah...


Setelah mandi, badan hangat, perut kenyang, di peluk ibu, hal paling nikmat adalah tidur… Aku tidak sekedar tidur loh, kata dokter Sears (dokter favorit ibuku) saat aku tidur, organ-organ tubuhku akan mengalami perkembangan. Fase awal di dalam tidurku juga sangat membantu mengembangkan kemampuan otakku. Makanya saat awal-awal tidur aku sering menampilkan banyak ekspresi, dan ibu paling suka melihat senyumanku saat tidur. Senyumku itu artinya aku merasa nyaman bersama ibu. Inilah perjalanan satu bulanku di dunia, Alhamdulillah terima kasih banyak ya Allah atas kesempatan ini. Aku tidak sabar untuk melalui hari-hari esok, kata ibu masih banyak hal lain yang menarik dalam kehidupan ini. Semoga aku bisa menjadi manusia yang baik, bermanfaat, dan pastinya selalu diridhoi Allah dalam setiap langkahnya… amin.

Aku Nawla si bijaksana


aku sudah selesai mandi, sudah rapi. Umurku sudah sebulan, sepertinya aku juga bertambah dewasa. Lihat wajahku, semakin bijaksana bukan? Hehe… terima kasih ibu, papa, nenek, mbah, eyang, om, tante, semuanya… yang mendoakan aku hingga kau bisa menikmati bulan pertama di dunia ini dengan sehat walafiat…

Halo, Eyang!!



Wah, hari ini aku genap satu bulan! Pagi tadi eyangku yang di Bogor mengirimkan ucapan selamat. Sebagai balasannya aku kirim fotoku ini untuk eyang. Ini gambar yang diambil ibuku waktu aku mau mandi di hari ulang bulanku yang pertama. Kata papa, poseku seperti mau melempar bantal, padahal aku ingin menampilkan wajah yang penuh semangat sambil berteriak, “halo eyang!!”. Aku sudah tampak gendut ya? Kata ibuku badanku sudah berat sekali, sering bikin pegal lengan ibu waktu menggendong aku. Maaf ya ibu, habis enak sih kalo di gendong itu… serasa terbang di udara…

Senin, 01 September 2008

Ramadhan tiba, duh senangnya


Hari pertama bulan ramadhan! Alhamdulillah, aku bisa ikut menyambut ramadhan tahun ini. Semoga berkah ramadhan juga tercurah untukku ya Allah… sabtu minggu kemarin papa tidak datang, ternyata saat sahur papa pulang! Senangnya… aku bisa menyambut hari pertama ramadhan dengan ibu dan papa. Sepanjang sahur aku tidak tidur, mataku melek ikut seneng-seneng di hari pertama ramdhan. Mataku semakin terbuka lebar, apa aku akan punya mata yang besar ya? Ada yang bilang mataku mirip matanya ibu, dan ibuku sangat suka melihat mataku yang terbuka lebar begini. Kata ibuku mataku selalu bersinar, penuh keingintahuan. Ya iyalah ibu, kan banyak hal di dunia ini yang belum aku tahu, jadi aku akan sangat tertarik pada semua hal yang aku lihat. Tapi benda favoritku yang tidak bosan aku lihat adalah wajah ibu dan papaku!

Jumat, 22 Agustus 2008

Waaah... Aku jadi gundul


Inilah aku setelah dicukur gundul! Aku tampak…. Gundul! Wah, rasanya kepalaku agak segar… semriwing-semriwing gimana…gitu! Akupun langsung dikrimbat oleh ibuku. Tak hanya itu, ibu juga memberikan layanan spa gratis! Pijat-pijat enak…!

Wah, makin segar rasanya. Dengan penampilan baru, aku siap menghadapi apapun, krn hidup tak bisa menunggu! Hehe, kyk pernah denger kalimat itu ya? Semoga rambutku yang tumbuh selanjutnya bisa bagus!

Rambut aku diapain ya?


Aku dikenalkan pada seorang ibu yang wajahnya ramah, bernama ibu bidan pupu. Beliaulah yang mencukur habis rambutku. Sehingga aku tidak pitak-pitak lagi. Aku dicukur dengan sangat hati-hati, sehingga terasa lama sekali, jadi aku tidur saja, lagipula enak rasanya, kepalaku seperti ada yang membelai-belai…
Hmmm… seperti apa ya aku setelah rambutku dicukur habis?

Kamis, 21 Agustus 2008

Aku di-aqiqah loooh ...



Aku berumur 14 hari, dan di hari inilah aku di-aqiqah. Satu ekor kambing dipotong lalu dimasak gulai dan sate. Sepertinya enak, tapi ibuku tidak mau memakannya, selain karena tidak terlalu suka, katanya juga kurang baik untuk ASI. Wah, kapan ya aku boleh makan daging kambing? Melihat papa, eyang, mbah buyut dan om-om makan dengan lahap, sepertinya enak sekali… Oya, di hari ini rambutku juga d potong. Diawali dengan pengajian ibu-ibu tetangga nenekku, upacara penyukuran rambut dilakukan. Semua orang berkesempatan menyukur rambutku sedikit, termasuk papa dan ibuku. Wah, kepala aku yang tadinya ditumbuhi rambut yang hitam legam, jadi pitak-pitak seperti narapidana kata papa. Narapidana itu apa ya? Nama makanan enak lainnya kah?

Minggu, 17 Agustus 2008

Aku dan Papaku


Aku terlelap, nyaman sekali. Di sampingku ada seseorang yang juga sudah lama aku kenal. Katanya itu papaku, orang yang juga berkontribusi atas keberadaanku dengan bekerjasama dengan ibu. Papaku juga terlelap, sepertinya papaku memiliki kemampuan tidur yang baik, ia terlihat nyenyak sepertiku bukan? Oya, sudah 10 hari aku di dunia, sejauh ini semuanya menyenangkan. Papa dan ibuku juga menyenangkan. Bersama ibu aku diajari banyak hal yang sepertinya masih rumit untukku. Ibu sering membacakan koran dan majalah untukku, aku tidak mengerti apa isinya, tapi melihat raut wajah ibuku saat membacanya, sepertinya semua bukan berita baik… Aah, aku masih ingin menikmati saat-saat menyenangkan seperti tidur yang lelap ini. Karena itu aku suka saat bersama papa, sepertinya nanti aku akan diajarkan bagaimana tidur yang menyenangkan!

Jumat, 08 Agustus 2008

Hari kedua ku di dunia


Ini hari keduaku, perlahan aku mulai mengenali beberapa hal, diantaranya air susu ibu yang lezat. Semalam aku minum ASI banyak sekali. Entah dari mana aku belajar menyusu, pokoknya saat berada di dada ibuku aku merasa nyaman dan sangat lapar lalu aku menyusu. Mungkin inilah yang namanya naluri bayi. Dengan menyusus aku juga mulai mengenali ibuku, seseorang yang suaranya sangat akrab bagiku. Sepertinya dunia akan menyenangkan di masa-masa awal ini. Aku merasakan ibuku selalu ada didekatku, dan aku merasa nyaman. Semoga benar adanya ya Allah, semoga kau takdirkan kebaikan bagi hidupku.